Monday, September 25, 2017

Ulama Tasikmalaya Setuju Film G30S PKI Diputar Kembali

       KH ASEP AHMAD MAOSHUL AFFANDY Angkat bicara tentang pemutaran Film G30S/PKI di Tasikmalaya.
         ”Setuju. Memang bagus. Karena bagaimana pun kan kita negara Pancasila. Pancasila itu kan ada (sila) ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi kalau PKI kan berarti kontra dengan Pancasila itu sendiri. PKI identik dengan ateis,” ujarnya saat dihubungi kemarin (22/9).
         Pemutaran film G30S/PKI, kata KH Asep Maoshul, akan membuat masyarakat benar-benar menjadi paham tentang sejarah kebiadaban PKI. Seburuk apapun sejarah itu, kata KH Asep Maoshul, tetap harus diketahui rakyat. ”Buktinya saat Indonesia dijajah Belanda dan Jepang tetap tercatat di dalam sejarah. Sejarah harus dikasih tahu. Sejarah harus diketahui,” ungkap ulama kharismatik ini.

KH Asep Maoshul meminta masyarakat tidak menyalahartikan soal pemutaran film G30S/PKI. Karena pemutaran film tersebut untuk kepentingan rakyat. “Rakyat Indonesia, kepentingan bangsa, sehingga kita punya jati diri sendiri,” papar KH Asep.

Dengan melihat film G30S/PKI, kata KH Asep Maoshul, masyarakat tidak melupakan jasa para pahlawan. Termasuk pahlawan yang ikut menumpas G30S/PKI. ”Dengan diputarnya film G30S/PKI ini masyarakat jangan mudah diadu domba. Karena bagaimanapun, tidak sedikit pula orang yang menginginkan Indonesia ini tidak kondusif,” ungkap KH Asep.

Dalam wawancara terpisah, Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya KH Abun Bunyamin Ruhiyat juga setuju dengan diputarnya film G30S/PKI. Menurut KH Abun, maksud diputarnya kembali film tersebut untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat akan kejahatan PKI kepada para ulama atau tokoh-tokoh agama Islam di Indonesia.

Kemudian mengingatkan kembali kepada masyarakat orang-orang yang telah berjasa dan rela mengorbankan dirinya dalam penumpasan G30S/PKI. Maka, masyarakat harus lebih memperkuat pemahaman terhadap akidah dan agama Islam. ”Imbauan kepada masyarakat supaya hati-hati terhadap paham ateis yang bisa muncul kembali. Caranya perkuat akidah dan ajaran agama Islam,” ajak ulama kharismatik ini.

Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Nur Ahmad SE, sebelumnya, menjelaskan pemutaran film G30S/PKI sengaja dilakukan tidak sekaligus dalam satu hari, namun selama 10 hari berturut-turut di beberapa wilayah Koramil. Hal itu diharapkannya bisa memberikan ruang kesempatan kepada masyarakat yang ingin ikut nobar.

"Dan, jika dilakukan berhari-hari diharapkan bisa lebih mengena kepada masyarakat," ungkapnya kepada Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group), Kamis (21/9).

Letkol Inf Nur Ahmad mengintruksikan setiap Koramil menyelenggarakan nobar di wilayahnya masing-masing. Bukan hanya di satu tempat, namun kembali dibagi di beberapa lokasi dengan waktu yang berbeda-beda.
"Ya, di setiap koramil kita intruksikan dilakukan di beberapa lokasi dan waktu yang berbeda," tuturnya.

Puncaknya, nobar film G30S/PKI akan dilakukan tanggal 30 September di lokasi yang masih dalam pertibangan. Diharapkan dalam puncaknya nanti warga yang mengikuti nobar bisa lebih banyak. "Harapannya pada puncaknya bisa lebih gebyar," terangnya.

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments